Major Tech Companies Racing Towards Nuclear Energy for AI Infrastructure

Perusahaan Teknologi Besar Berlomba Menuju Energi Nuklir untuk Infrastruktur AI

26 Oktober 2024

Google baru-baru ini mengumumkan kerjasama revolusioner dengan Kairos Power untuk membangun tujuh reaktor nuklir kompak di Amerika Serikat. Kemitraan ini bertujuan untuk mengembangkan reaktor modular kecil (SMR) yang mampu menghasilkan 500 megawatt energi pada akhir dekade ini.

Rencana ambisius ini menetapkan target agar reaktor pertama beroperasi pada tahun 2030, dengan enam reaktor lainnya menyusul pada tahun 2035. Inisiatif ini menandakan langkah signifikan menuju adopsi sumber energi alternatif untuk memberdayakan pusat data yang terus berkembang, inti infrastruktur kecerdasan buatan Google. Tidak hanya Microsoft, tetapi juga Oracle yang berencana memanfaatkan tiga SMR untuk memasok energi ke pusat data baru yang didedikasikan untuk kecerdasan buatan, dengan kapasitas setidaknya satu gigawatt.

SMR, lebih kecil dari reaktor konvensional dan dibangun di pabrik daripada konstruksi di lokasi, menjanjikan biaya konstruksi lebih rendah dan fleksibilitas yang meningkat. Namun, proyek ini harus lolos dari tinjauan Komisi Pengatur Nuklir AS sebelum melangkah lebih jauh. Michael Terrell, Direktur Senior Energi dan Iklim Google, menekankan pentingnya strategis kesepakatan ini dengan menyoroti percepatan pengembangan teknologi dan penetrasi pasar melalui pembelian listrik dari beberapa reaktor.

Permintaan energi yang meningkat di pusat data yang didorong oleh kecerdasan buatan mendorong raksasa teknologi menuju solusi energi inovatif. Misalnya, Microsoft baru-baru ini menandatangani kesepakatan untuk menghidupkan kembali salah satu unit di pembangkit listrik Three Mile Island di Pennsylvania.

Meskipun energi nuklir menawarkan sumber energi yang konsisten dan rendah karbon yang ideal untuk memasok infrastruktur kecerdasan buatan yang berkembang pesat, kekhawatiran tentang keamanan dan pembuangan limbah radioaktif tetap ada. Meskipun detail keuangan kesepakatan tidak diungkapkan, tampaknya Google melihat kemitraan ini sebagai investasi strategis untuk masa depan, bertaruh bahwa keuntungan biaya dan keberlanjutan akan melebihi risiko potensial dan tantangan regulasi.

Leonardo Russo

Leonardo Russo adalah seorang penulis yang terkemuka dan pemimpin pemikiran yang mengkhususkan diri dalam teknologi baru dan fintech. Ia memperoleh gelar Magister dalam Teknologi Keuangan dari Universitas Quip yang bergengsi, di mana ia mengasah keterampilan analitis dan pemahaman mendalam tentang tren teknologi yang muncul. Dengan pengalaman lebih dari satu dekade di sektor keuangan, Leonardo telah bekerja di Blockchain Management, di mana ia memainkan peran penting dalam pengembangan solusi pembayaran digital yang inovatif. Wawasannya tentang persimpangan antara keuangan dan teknologi telah diterbitkan di berbagai jurnal dan platform terkemuka. Leonardo berkomitmen untuk memberdayakan pembaca dengan pengetahuan tentang potensi transformatif fintech dan implikasinya bagi perekonomian global.

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.

Don't Miss

Experience February’s Celestial Symphony: A Rare Planetary Parade Illuminates the Night Sky

Rasakan Simfoni Surgawi Februari: Parade Planet yang Langka Terangi Langit Malam

Langit malam Februari menampilkan penataan planet yang langka melibatkan Venus,
Massive Asteroid Heads Towards Earth: Are We Ready for Impact?

Asteroid Besar Menuju Bumi: Apakah Kita Siap Menghadapi Dampaknya?

Sebuah asteroid raksasa, yang diberi label sebagai “pembunuh kota,” melaju